Skip to main content

Kisah membanggakan pesawat R80 rancangan BJ Habibie siap terbang

 
Bacharuddin Jusuf Habibie kembali menunjukkan taji dalam dunia dirgantara. R80, pesawat anyar rancangan dia akan terbang uji coba perdana. Pesawat R80 atau yang bisa disingkat regional 80 karena memiliki kapasitas 80 orang, akan melakukan penerbangan perdana di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

"Insya Allah 2017-2018 akan first flight sambil menunggu sertifikasi kelayakan udara. Saya dengar pemerintah Jabar sedang membuat Bandara Kertajati," kata Habibie dikutip Dream.co.id dari laman Merdeka.com, Kamis 11 September 2014.

Diharapkan R80 ini mampu melanjutkan kejayaan N250 yang pernah berjaya di era-1990an.
Menurut mantan Presiden ke-3 ini, revolusi dari pesawat N250 ini secara teknologi sudah lebih canggih. Secara by pass rasio 40 dan bisa lebih hemat bahan bakar mencapai 30 persen. Pesawat ini juga dapat dikendalikan secara elektronik atau dikenal istilah fly by wire.

Baling-baling yang ada di sayap juga termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin. Dengan teknologi ini pesawat dapat melaju dengan kecepatan tinggi.
BJ Habibie menjelaskan pesawat dengan model baling-baling ini nantinya diklaim akan lebih cepat dan lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar dibanding Airbus ataupun Boeing.
 
Habibie menambahkan R80 ini dibangun tidak akan menggunakan dana APBN, melainkan PT RAI akan menjalin kerjasama dengan swasta. R dalam nama pesawat tersebut diartikan sebagai Regional, pesawat tersebut adalah buatan anak bangsa dan difungsikan untuk penerbangan jarak-jarak pendek. Sementara untuk 80 berarti kapasitas kursi pessawat yang mampu menampung 80 penumpang.
 
Pesawat R80 ini merupakan mimpi Habibie sejak lama. Menurut pria yang kini berusia 78 tahun tersebut, Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga membutuhkan pesawat terbang yang mampu menghubungkan satu pulau ke pulau lain yang lebih banyak. "Negara kita ini dilahirkan secara maritim, sehingga Indonesia enggak bisa hanya mengandalkan KA atau wahana lain. Tapi pesawat sangat dibutuhkan," ujarnya.

Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Habibie menyebut pesawat ini adalah penyempurnaan dari N250 rancangan bapaknya itu.
"Secara teknologi sangat berbeda, misalkan handphone saja buatan 1998 sama yang 2014 tentu sudah pasti beda, sehingga R80 akan ada perubahan drastis secara teknologi," ungkapnya.

Pesawat itu akan diproduksi PT Dirgantara Indonesia layaknya pesawat terdahulu. Selain ahli yang sudah terpercaya, secara alat juga sudah sangat memadai.


Sumber: dream.co.id , liputan6.com

Comments

Post a Comment

Popular Post

Prabu Aji Saka

Tersebutlah seorang pemuda sakti yang tinggal di desa Medang Kawit. Aji Saka namanya. Ia mempunyai dua pembantu yang sangat setia. Dora dan Sembada nama keduanya. Suatu hari Aji Saka berniat ke wilayah Medang Kamulan. Ia mendengar perilaku Raja Medang Kamulan yang bernama Prabu Dewata Cengkar yang sangat jahat. Prabu Dewata Cengkar gemar memangsa manusia. Setiap hari ia harus makan daging manusia. Patih Medang Kamulan yang bernama Jugul Muda harus sibuk mencari manusia untuk dipersembahkan kepada rajanya yang sangat kejam itu. Rakyat Medang Kamulan sangat ketakutan dan mereka memilih untuk mengungsi dari Medang Kamulan dibandingkan harus menjadi santapan Prabu Dewata Cengkar. Aji Saka berniat menghentikan kekejaman penguasa kerajaan Medang Kamulan yang gemar memakan manusia itu untuk selama-Iamanya. Dalam perjalanan menuju kerajaan Medang Kamulan, Aji Saka dan dua pembantunya tiba di daerah pegunungan Kendeng. Aji Saka meminta Sembada untuk tinggal di daerah itu dan menyerahkan k...

Orang Jawa di Suriname

  foto dari wikipedia Ada kisah menarik mengenai agama dan tradisi yang bisa kita pelajari di Suriname (Amerika Selatan). Negara bekas jajahan Belanda ini pada abad 19 dan 20 pernah mendatangkan kuli kontrak dari berbagai negara diantaranya dari Jawa, India, Cina dan Timur Tengah. Kurang lebih 33,000 orang Jawa Tengah dan Timur diangkut ke Suriname pada tahun 1890 - 1939 dengan janji manis bahwa mereka bisa menjadi kaya sepulangnya dari sana, padahal kenyataannya mereka menjadi kuli kontrak selama lima tahun di perkebunan tebu dan coklat. Setelah selesai masa kontrak orang-orang Jawa ini terlalu malu dan miskin untuk pulang dan akhirnya menetap disana dan saling menikah.

Ramalan Jayabaya yang Terbukti

Dalam perjalanan sejarah nusantara, nama Kediri tak bisa dipisahkan dari tokoh yang sangat terkenal dan melegenda, yakni Prabu Jayabaya yang bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana. Jayabaya adalah tokoh yang melahirkan kitab ramalan yang hingga kini masih dianggap memiliki 'tuah' dan dipercaya masih berlaku, yakni Jangka Jayabaya. Salah satu ramalan Jayabaya yang paling kesohor adalah soal para pemimpin negeri ini. Ramalan Jayabaya menyebut bahwa pemimpin Indonesia yang berarti presiden adalah No-To-No-Go-Ro.